
Zona Nyaman Bahagia
-Perkenalkan, aku adalah
seorang anak perempuan pertama, yang dibesarkan disebuah zona nyaman. Sudah
lama aku tidak berada dirumah ketika bulan Desember pun tiba, yang dimana bulan
tersebut adalah tanda dari akhir tahun. Akhir tahun yang bertepatan pada bulan
Desember, membuat aku selalu berada di zona nyaman, tempat perjuangan zona
nyamanku dan zona nyaman teman-temanku berbeda, begitupun dengan
liburannya. disaat teman-temanku berada di zona nyaman bersama orangtuanya, aku
pun kebalikannya, aku berada di dalam sebuah tempat perjuangan yang sangat jauh
dari orangtua dan jauh dari daerah tempat tinggal rumahku, dan disaat
teman-temanku libur sekolah aku masih berada di zona nyaman, begitupun
sebaliknya. rasanya ingin pulang ke rumah untuk berkumpul bersama keluarga dan
saudara seperti teman-temanku, tapi sepertinya tidak bisa. Aku hanya berdiam
diri di zona nyamanku dengan mengikuti peraturan yang ada. Dan aku hanya bisa
melihat jalan raya yang diramai oleh banyaknya kendaraan yang lewat karena
biasanya dibulan Desember zona nyaman diluar sedang berlibur. Tapi aku tetap
bahagia karena dizona nyamanku banyak teman-teman yang bisa menemaniku, dan
kita belajar bermain bersama, sedih senang bersama. Desember bulannya zona
nyaman diluar untuk belibur, tetapi bulan Desembernya aku diisi oleh sebuah
banyaknya buku yang harus dibaca, dipahami dan dimengerti.
Pagi hari, Disaat aku
dan teman-temanku ingin bergegas kembali ke kamar, seketika aku dan
teman-temanku pun mendengarkan suara yang memanggil namaku, aku pun langsung
menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilku, ketika aku
menoleh ke belakang ternyata orangtuaku
yang memanggil namaku, aku sangat kaget melihat
ada orangtua dan adikku yang sedang berdiri di suatu pos. Karena aku pun
sebelumnya tidak dikabari oleh orangtuaku, dan aku pun bergegas lari menuju ke
orangtua dan adikku serta memeluk erat mereka dengan erat untuk melepas rasa
kangen yang sangat mendalam tanpa terasa air mata menetes di pipiku. Kemudian
teman-temanku melanjutkan jalannya menuju kamar. Aku sangat bahagia sekali,
dari kemarin aku hanya melihat kendaraan yang hanya lewat depan zona nyamanku
dan sekarang secara tiba-tiba orangtua dan adikku menjenguk aku.
Karena
tradisi dari zona nyamanku jika sedang dijenguk adalah mendirikan sebuah tenda
kecil, atau biasanya disebut dengan camping kecil-kecilan. Akhirnya orangtuaku
mendirikan sebuah tenda kecil, yang didirikan dibawah pohon agar waktu siang
hari tidak terlalu panas, dan bisa ditiduri waktu malam harinya. Begitupun aku
membantu mendirikan tenda tersebut, warna merah tendanya, dan didalamnya bisa
ditiduri hanya untuk tiga orang. Agar bisa duduk didepan tenda tersebut tidak
lupa aku menggelar tikar yang sudah dibawakan oleh orangtuaku. Aku dan
orangtuku serta adikku menduduki tikar terseut yang sudah aku gelar, kita
bercerita bersama sambil memakan makanan yang dibawakan oleh orangtuaku. Tidak
hanya tendaku saja yang berdiri, tapi ada banyak beberapa warna tenda disana,
sehingga menjadi berwarna dan menjadi nyaman rasanya.
Tidak
kerasa waktu dzuhur pun tiba, sebentar lagi bel berbunyi menandakan solat
dzuhur berjama’ah di masjid. Aku pun izin kepada orangtuaku untuk masuk kedalam
atau kamar dahulu untuk melaksanakan solat zuhur. Aku pun berjalan menuju kamar
yang ditemani oleh matahari yang sangat terik, tapi menurutku panas matahari
yang terik bukanlah suatu masalah bagiku, karena sepanas-panasnya matahari jika
ada orangtua yang menjenguk, rasa panas itu pun hilang karena sudah ditutupi
oleh rasa bahagia.
Setelah
sampai dikamar aku segera mengambil air wudhu, dan siap-siap untuk berangkat ke
masjid bersama teman-teman. Temenku pun mengingatkan kita “Kita harus berangkat
duluan ke masjid, supaya tidak telat” temanku menjawab “oke, ayoo berangkat”.
Suara Qiratul Quran pun sudah mulai terdengar oleh kita. Bercerita bersama
teman-temanku sambil menuju ke masjid. Seketika kita berdiam dan mendengar
suatu suara “kring, kring, kring” ternyata itu suara sepeda bagian keamanan.
Kita pun meneruskan kembali jalannya menuju ke masjid. Alhamdulillah kita
sampai di masjid dengan tepat waktu. Ups, teman-teman liat, ada teman kita yang
dibelakang kena sama bagian kemanan.
Selesai
solat dzuhur aku dan teman-temanku pulang ke kamar, dan aku pun segera
mengganti mukena dengan kerudung, kemudian aku bergegas berangkat ke tenda
orangtuaku. Makin siang makin terik panasnya, tapi itu semua tidak dirasakan
olehku karena sudah ditutupi oleh rasa bahagiaku. Aku pun sampai ke tenda
orangtuaku, aku senang sekali bisa makan siang bersama orangtua dan adikku walaupun
hanya waktu yang singkat karena waktu sore nanti orangtua dan adikku harus
sudah harus naik bus untuk pulang kerumah. Makan dan bercakap-cakap bersama
dengan orangtuaku dan adikku adalah suatu moment yang dirindukan, kita
terpisahkan oleh jarak, tapi kita tidak pernah berhenti untuk saling
mendo’akan.
Setelah
makan-makan, sebelum orangtuaku pulang, orangtuaku mengajak untuk foto bersama
sebagai foto kenangan di bulan Desember. Setelah foto, aku dan adikku pun
berbagi tugas, aku merapikan tempat makan, dan adikku merapikan tikarrnya serta orangtuaku
merapikan tendanya. Semuanya sudah beres, aku pun diberi nasehat sama
orangtuaku “nak, kamu jaga diri baik-baik yaa di zona nyaman ini, jangan
nakal-nakal yaa, fokus belajarnya, ibu dan ayah selalu mendo’akanmu dari
rumah”. Aku pun mulai meneteskan air mata karena terharu, sedih rasanya karena
orangtuaku ingin pulang sore hari itu juga. Tapi gak papa meskipun hanya
sebentar dan waktu yang singkat aku tetap merasa bahagia bisa berkumpul bersama
orangtua dan adikku. Tidak lupa aku pun dibekali sangu dan makanan oleh
orangtuaku.
Pukul 16.00 WIB pun
tiba, karena PO busnya lumayan jauh dari zona nyamanku, maka orangtuaku segera
memanggil becak motor untuk pergi ke PO bus, becak motor pun menghampiri
orangtua dan adikku. Sebelum berangkat ke PO bus seperti biasa, aku dipeluk
erat oleh orangtuaku, dan aku pun sambil mengatakan “Ati-Ati yaa bu, ayah,
dek”. aku pun mulai merasa sedih, rasanya ingin meneteskan air mata, tapi harus
tetap tegar dihadapan orangtua agar tidak terlihat sedih. Akhirnya orangtuaku
menaiki becak motornya dan kemudian berangkat ke PO dengan melambaikan tangan
kepadaku. Aku pun melambaikan tangan kembali kepada orangtuaku. Setelah itu aku
bergegas pulang ke kamar kembali. Terimakasih bulan desember sudah mewarnaiku
meskipun hanya waktu yang singkat untuk bertemunya. Waktu yang singkat akan
sangat berharga untuk orang yang disayanginya.
Posting Komentar untuk " Zona Nyaman Bahagia"